Kelebihan dan Kekurangan Strategi Bisnis D2C Dalam Bisnis
Lifestyle13 Jun 20226 Minutes
strategi bisnis

Ketika kita memulai sebuah bisnis, mungkin ada waktunya kita bingung perlu melakukan distribusi produk kita ke mana saja. Apakah kita mau berjualan lewat bantuan perantara atau distributor? Di mana biasanya akan ada pengeluaran lebih jika kita berjualan melalui bantuan perantara atau distributor. Tetapi hal ini sebenarnya tidak perlu terlalu kita khawatirkan. Kita bisa melakukan penjualan tanpa bantuan perantara atau distributor lewat strategi bisnis Direct to Consumer (D2C).

 

Mengapa Kita Perlu Mengenal Strategi Bisnis D2C?

 

Di situasi pandemi seperti ini, cukup banyak unit bisnis yang terpaksa harus tutup akibat tidak dapat ikut mengubah model bisnis mereka menjadi lebih adaptif terhadap aturan-aturan terkait protokol kesehatan. Selain itu, banyak juga unit bisnis yang tingkat penjualannya menurun drastis, di mana contohnya terjadi penurunan hingga 95% pada sektor bisnis retail. Coba kita bayangkan bersama bagaimana jika pengelolaan dan penjualan stok produk kita terlalu bergantung toko retail. Pasti bisnis kita akan terkena efek langsung dari menurunnya tingkat penjualan ini.

Efek yang berbeda akan muncul jika kita mengadopsi strategi bisnis D2C. Lewat strategi ini, kita sendirilah yang akan menguasai sekaligus mengelola stok produk kita. Hasilnya adalah penjualan produk kita tidak akan ikut terpengaruh oleh hal-hal yang sedang menimpa toko retail (perantara atau distributor).

Jika Anda mulai tertarik untuk mengenal D2C lebih jauh, maka Anda menemukan artikel yang tepat. Di sini kita akan melihat bersama bagaimana sistem kerja dari strategi bisnis D2C ini, mulai dari keunggulan hingga kelemahannya. Selamat membaca astronaut!

Kita bisa melakukan penjualan tanpa bantuan perantara atau distributor lewat menerapkan strategi bisnis Direct to Consumer (D2C).

unsplash.com

 

Memahami Strategi Bisnis D2C

 

D2C merupakan sebuah strategi bisnis di mana kita melakukan penjualan tanpa bantuan pihak perantara atau distributor. Di mana secara sederhana, artinya kita sendirilah yang akan melakukan proses produksi, pengemasan, hingga akhirnya mendistribusikan produk kita sendiri tanpa bantuan pihak ketiga. Perantara atau pihak ketiga di sini bentuknya bervariasi, muali dari dropshipper, reseller, hingga toko-toko retail. Dengan tidak menggunakan perantara, kita dapat memasarkan produk kita secara mandiri lewat beragam saluran distribusi yang kita miliki. Kita dapat berjualan lewat menggunakan website e-commerce, media sosial, atau pun toko fisik kita sendiri. Hasilnya adalah bisnis kita akan langsung terhubung dengan target pasar bisnis kita.

Namun pertanyaan berikutnya adalah apakah strategi bisnis D2C ini memang ideal untuk bisnis kita? Jawabannya adalah belum tentu, karena kecocokan ini akan kembali lagi pada jenis bisnis yang kita jalankan, termasuk juga ranah industri dan target pemasarannya. Untuk perbandingan alternatif lainnya, Anda juga bisa membaca lebih lanjut tentang strategi bisnis lain seperti B2C, B2B, hingga C2C. Walaupun begitu, strategi D2C memang menawarkan beberapa manfaat yang dapat kita nikmati jika mengimplementasikannya dalam bisnis kita.

Kita bisa melakukan penjualan tanpa bantuan perantara atau distributor lewat menerapkan strategi bisnis Direct to Consumer (D2C).

unsplash.com

 

Kelebihan Strategi Bisnis D2C

 

Gambaran umum terkait kelebihan strategi bisnis D2C sudah kita bahas di atas tadi. Seperti pengelolaan dan penjualan stok produk yang lebih praktis. Di bawah ini adalah manfaat-manfaat lainnya yang akan kita peroleh dari mengadopsi strategi bisnis D2C.

 

Pertama, Adalah Keuntungan Yang Lebih Banyak

 

Lewat penjualan produk secara mandiri, kita memiliki kebebasan dalam menentukan harga produk kita sendiri. Sementara jika melalui perantara, maka harga produk kita di pasaran akan mengalami kenaikkan. Tentunya hal ini terjadi karena perantara juga perlu mendapatkan keuntungan dari penjualan produk kita. Di mana harga yang lebih tinggi identik dengan minat konsumen yang berkurang. Kita perlu menurunkan harga produk hingga mencapai harga yang ramah dengan konsumen kita. Lewat strategi bisnis D2C, harga produk dapat menjadi lebih murah dan keuntungan pun meningkat.

 

Kedua, Adalah Data Konsumen Yang Teridentifikasi

 

Jika menggunakan perantara, kita cenderung kesulitan dalam memperoleh data terkait konsumen kita secara langsung. Di sisi lain, perantara memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan informasi terkait konsumen produk kita. Hal yang berbeda akan terjadi lewat strategi bisnis D2C. Strategi ini membuat kita dan konsumen saling terhubung langsung. Kita pun memiliki akses untuk lebih mengenal konsumen kita dengan lebih mudah. Data yang dapat kita kumpulkan setidaknya akan terbagi dalam dua kategori, yaitu karakteristik dan perilaku konsumen. Karakteristik meliputi hal-hal terkait demografi konsumen (umur, pekerjaan, gender, dll) dan psikografi konsumen (gaya hidup, preferensi, dll). Sementara perilaku konsumen adalah tentang kebiasaan yang konsumen lakukan dalam membeli produk kita.

Kita dapat memperoleh data ini lewat platform yang kita gunakan. Misalnya ketika kita menggunakan website e-commerce, kita dapat memperoleh data lewat Google Analytics dan memantau juga heatmap konsumen pada website kita. Atau jika kita berjualan lewat media sosial, kita dapat menggunakan fitur Insight atau Analytics dari media sosial yang kita pakai. Evaluasi selalu data yang kita temukan dan ubah platform penjualan kita sesuai dengan data tersebut.

 

Ketiga, Adalah Kebebasan Dalam Menentukan Strategi Promosi Produk

 

Tentunya kita akan memiliki batasan jika berjualan lewat pihak perantara, termasuk dari sisi strategi promosi. Hal ini terjadi karena kita perlu mengikuti aturan yang berlaku pada sistem penjualan pihak perantara. Sementara jika kita menjual produk langsung via platform kita sendiri, kita akan memiliki kebebasan dalam mempromosikan produk kepada konsumen. Kita dapat menjadi lebih kreatif dan menawarkan produk kita kepada konsumen dengan cara yang jauh lebih menarik.

 

Keempat, Adalah Kedekatan Dengan Konsumen

 

Dengan menjadi lebih dekat dengan konsumen, hubungan yang positif antara penjual dan pembelinya pun dapat terwujud dalam bisnis kita. Konsumen dapat menjalin interaksi dengan kita melalui website e-commerce yang kita buat atau pun media sosial yang kita miliki. Lewat interaksi ini, kita dapat mengenalkan bisnis kita dengan lebih baik kepada mereka, Kedekatan antara brand dengan konsumennya pun dapat menjadi lebih kuat lagi. Strategi bisnis D2C memberikan kita peluang untuk menjalin komunikasi yang lebih mendalam dan berorientasi jangka panjang dengan konsumen kita. Hal ini tidak akan dapat kita lakukan secara bebas jika menggantungkan penjualan produk kepada pihak ketiga.

 

Kekurangan Strategi Bisnis D2C

 

Tentunya strategi ini juga memiliki titik celah atau kekurangan. Berikut ini adalah tiga tantangan utama yang perlu kita pikirkan terlebih dahulu sebelum mengimplementasikan strategi bisnis D2C pada bisnis kita:

  1. Pengaturan alur pasokan produk yang mandiri
  2. Perlu waktu yang panjang untuk menerapkannya secara ideal
  3. Menghadapi komplain atau kritik konsumen secara langsung

Sebelum menerapkan D2C, pahami dulu kesiapan bisnis kita sendiri. Jika bisnis kita memang siap untuk menghadapi tiga tantangan ini, maka D2C layak untuk kita coba implementasikan dalam bisnis kita.

Kita bisa melakukan penjualan tanpa bantuan perantara atau distributor lewat menerapkan strategi bisnis Direct to Consumer (D2C).

unsplash.com

 

Kesimpulan

 

Setelah membaca penjelasan singkat terkait strategi bisnis D2C, apakah Anda berniat mencobanya? Jangan lupa untuk melakukan perencanaan dan pastikan kita memiliki sumber daya untuk mengimplementasikan strategi bisnis D2C. Salah satu strategi yang cukup ampuh dalam menjalankan strategi ini adalah dengan menggunakan website e-commerce. Jika Anda merasa bingung dalam proses pembuatannya, maka Roketin adalah solusi yang pas untuk Anda. Silakan konsultasikan saja kebutuhan Anda kepada kami. Roketin siap membuatkan website e-commerce yang akan menjadi solusi atas beragam kebutuhan bisnis Anda. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kita semua seputar bisnis berbasis IT. Informasi lainnya seputar industri IT dapat langsung kalian akses juga di @roketinapp.

Other Insights
Share This Story: