Berkenalan Lebih Jauh dengan Headless CMS
Technology5 Oct 20225 Minutes
sistem manajemen konten

Saat ini, terdapat beragam konten digital yang muncul di internet. Namun, tidak banyak yang mengetahui peran CMS di baliknya. Lalu sebenarnya, apakah CMS itu? Dapat dikatakan, CMS (Content Management System) atau Sistem Manajemen Konten adalah sebuah software yang aktif dalam browser dan berguna bagi pengguna untuk membuat, melakukan pengelolaan, hingga membuat perubahan terhadap konten pada suatu website. Keberadaan CMS memungkinkan penggunanya untuk melakukan berbagai hal tersebut tanpa perlu menguasai bahasa pemrograman, sehingga sangat membantu seluruh kalangan mulai dari amatir hingga professional. Namun, terdapat beberapa kelemahan pada CMS ini seperti kurangnya fleksibilitas website apabila dibandingkan dengan yang dibuat secara manual dengan menggunakan coding, kecepatan loading website yang lambat, hingga rentan terhadap serangan hacker. 

 

Karena itu, muncullah headless CMS sebagai pengembangan lebih lanjut dari CMS yang telah ada sebelumnya. Keberadaan headless CMS dianggap lebih efisien dalam penggunaannya, membuat banyak pembuat konten digital mulai beralih. Namun, apa sebenarnya headless CMS itu?

 

Definisi Headless CMS

Headless CMS merupakan sistem manajemen konten yang fungsinya adalah sebagai repositori konten di mana pengguna dapat membuat, mengelola, menyimpan, dan memublikasikan konten seperti pada CMS pada umumnya. Namun, perbedaannya terletak pada pemisahan front-end (tampilan) dengan back-end (pembuatan dan penyimpanan konten) yang membuat konten bisa dibuat di dalam suatu back-end sebelum diluncurkan pada bermacam-macam front-end yang berbeda. 

 

Headless CMS memungkinkan pengguna untuk merilis konten pada berbagai front-end yang nantinya menjadi medium bagi konten tersebut, mulai dari website, aplikasi mobile, hingga smartwatch. Hal ini tentu sangat bermanfaat karena konten jadi dapat diakses dari berbagai device. Adapun konten yang telah dibuat sebelumnya, akan disimpan sebagai data melalui API (Application Program Interface) yang tugasnya menghubungkan antara back-end dengan front-end.

 

 

Cara Kerja Headless CMS

Terdapat beberapa tahapan pada cara kerja headless CMS yang kurang lebih dapat digambarkan seperti berikut:

  1. Pembuat konten memasukkan konten ke dalam headless CMS pada back-end. Adapun konten tersebut nantinya akan disimpan di sana.
  2. Front-end developer akan mendesain tampilan dan mengelola perihal distribusi konten.
  3. Konten akan dihubungkan oleh API dari back-end dengan front-end yang telah dibuat.
  4. Konten dapat ditampilkan di berbagai device.

Sistem ini memungkinkan satu konten dari repositori yang sama untuk ditampilkan pada berbagai device dan platform yang berbeda-beda. Selain itu, pengerjaannya juga efisien karena pembuat konten dan developer dapat fokus pada bagian mereka saja.

 

Keunggulan Headless CMS

Dikarenakan adanya beberapa perbedaan dari segi penggunaan yang memisahkan antara front-end dengan back-end, headless CMS juga memiliki beberapa keunggulan lain apabila dibandingkan dengan traditional CMS, antara lain:

 

Lebih bebas berkreasi dengan konten

Terpisahnya back-end dengan front-end membuat pengguna dapat lebih bebas berkreasi dengan konten karena ia tidak terbatas pada tema tampilan yang telah ditentukan oleh platform CMS. Pengguna dapat membuat konten sesuka hati pada back-end mulai dari tulisan, video, hingga animasi sebelum nantinya diatur kembali pada tampilan front-end.

 

Lebih fleksibel bagi developer

Tidak hanya memudahkan pembuat konten, developer juga bisa jadi lebih terbantu dengan sistem ini karena keterbatasan komponen seperti template, layout, dan format menjadi bisa diminimalisir sekaligus menjaga konsistensi dan relevansi konten. Developer juga dapat menyesuaikan alat dan platform apa yang ingin digunakan dalam pengembangan tampilan front-end nantinya. 

 

Dapat menjaring lebih banyak audiens

Karena jangkauan tampilan konten meluas pada berbagai macam device, otomatis jangkauan audiens juga ikut meluas tidak hanya terbatas pada mereka yang mengakses via komputer maupun laptop, melainkan juga pada pengguna yang mengakses menggunakan smartphone, smartwatch, hingga televisi. 

 

Faktor skalabilitas dan keamanan yang lebih mumpuni

Skalabilitas berarti kemampuan sistem dalam menangani penambahan beban. Terpisahnya front-end dengan back-end membuat optimasi atau upgrade di salah satunya tidak akan menyebabkan downtime. Selain itu, data konten pun berada di dalam cloud yang membuat konten tidak akan hilang sepenuhnya sekalipun terjadi kerusakan maupun hacking. Pemisahan ini juga dapat mengurangi resiko adanya serangan DDoS dari back-end. 

 

Kekurangan Headless CMS

Tentunya selain kelebihan, terdapat juga beberapa kekurangan dari sistem headless CMS ini. Beberapa kekurangan tersebut antara lain sebagai berikut:

 

Sistem yang kompleks

Tidak seperti traditional CMS yang simpel dan mudah digunakan bahkan oleh pemula, headless CMS terbilang cukup kompleks terutama bagi mereka yang tidak menguasai bahasa pemrograman. Terpisahnya front-end dan back-end, dari sudut pandang lain, dapat dilihat juga bahwa harus ada penguasaan terhadap dua hal tersebut. Hal ini juga menyebabkan ketergantungan kepada developer menjadi cukup tinggi.

 

Tidak terdapat fitur preview

Terpisahnya front-end yang berfungsi mengatur tampilan dan back-end yang mengelola perihal konten membuat pengguna tidak dapat melihat preview dari tampilan konten yang sudah dibuat. Hal ini berbeda dengan traditional CMS yang menghadirkan fitur preview bagi pengguna untuk melihat terlebih dahulu seperti apa konten yang nantinya ditampilkan di website.

 

Biaya yang lebih tinggi

Karena headless CMS menggunakan environment headless, maka biaya yang harus disiapkan juga harus banyak untuk meliputi pembiayaan CMS, developer, dan infrastruktur lainnya. Tentunya, akan lebih baik apabila calon pengguna headless CMS telah memiliki sumber daya yang dibutuhkan terlebih dahulu, sehingga dapat dilakukan perhitungan yang lebih efisien dan dapat menekan biaya. 

 

 

Contoh Headless CMS 

Kini, Anda telah mengetahui tentang headless CMS lebih jauh mulai dari definisi, cara kerja, hingga kelebihana dan kekurangan dari headless CMS. Selanjutnya, berikut beberapa headless CMS yang dapat Anda pertimbangkan untuk digunakan pada projek Anda.

 

Strapi

Strapi merupakan headless CMS yang bersifat open source. Strapi memungkinkan Anda untuk dapat melakukan kustomisasi panel admin yang digunakan, mengatur asset, dan memiliki keamanan yang baik. Selain itu, Strapi juga hanya membutuhkan satu bahasa pemrograman karena ia menggunakan Javascript.

 

Contentful

Contentful merupakan headless CMS yang memberikan kebebasan atas kontrol developer terhadap konten dan asset digital yang dimiliki, sementara pembuat konten juga bebas dalam membuat berbagai model konten mulai dari teks hingga slideshow.

 

Directus

Directus merupakan CMS yang bagus bagi proyek yang membutuhkan pengelolaan database secara langsung karena developer dapat membuat database khusus untuk mengelola bisnis dan pengelolaan website atau aplikasi. Penggunaan REST API yang didukung oleh PHP membuat konten pada Directus dapat dipublikasikan dimanapun mulai dari website, mobile apps, hingga IoT devices.

 

Kesimpulan

Headless CMS merupakan pengembangan dari CMS yang telah ada sebelumnya. Pemisahan antara front-end dengan back-end dalam sistem kerjanya menghasilkan berbagai keunggulan yang tidak ada pada traditional CMS mulai dari kebebasan dalam kreasi konten, fleksibilitas pada developer, penjaringan audiens yang lebih luas, dan keamanan yang lebih baik membuat ia kini banyak diminati oleh para pembuat konten digital dan developer. Walaupun terdapat beberapa kekurangan, namun headless CMS dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam pengelolaan dan pemublikasian konten digital Anda.

 

Ingin lebih tahu info lebih banyak seputar dunia IT? Kunjungi roketin.com

Other Insights
Share This Story: