Astronaut semua pasti sadar betul bahwa perkembangan teknologi telah mempengaruhi bagaimana cara kita menjalani hidup. Bahkan dalam hal jual beli produk atau jasa yang biasa kita lakukan. Digitalisasi membuat kita tidak harus lagi mendatangi langsung penjual jasa atau produk yang kita butuhkan. Melalui ecommerce, kita bisa langsung membeli produk atau jasa tersebut. Situasi pandemi Covid-19 yang saat ini juga sedang terjadi di Indonesia turut serta mempengaruhi tren penggunaan ecommerce di negara ini.
Ecommerce di sini merujuk pada beragam aktivitas jual beli melalui internet. Untuk astronaut semua yang sering menggunakannya, berikut ini ada beberapa tren yang bisa kita pertimbangkan dalam menjual produk melalui ecommerce:
Dalam beberapa tahun terakhir, persebaran informasi tentang usaha melindungi bumi dan gerakan mencintai lingkungan banyak sekali muncul. Banyak juga figur atau tokoh publik yang aktif dalam gerakan ini dengan mempromosikan produk-produk ramah lingkungan. Hasilnya banyak sekali muncul konsumen baru untuk produk-produk lingkungan ini. Dengan mengutamakan konsep daur ulang, muncul beragam varian produk-produk ramah lingkungan.
Jenis produknya meliputi produk-produk fashion, furnitur, peralatan-peralatan rumah tangga, dan masih banyak lagi. Banyak juga orang yang lebih memilih produk jika hasil pembelian produk tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Astronaut yang ingin berjualan di dalam ecommerce tentunya dapat mengadaptasi tren ini. Baik dari aspek material produk, pengemasan produk, hingga hasil penjualan produk. Selain itu, pertimbangan kesehatan dan nilai ekonomis dari produk yang ditawarkan juga perlu dipertimbangkan.
Keberadaan fitur paylater pada aplikasi ecommerce benar-benar memfasilitasi berjalannya konsep beli sekarang, bayar belakangan. Melakukan pembelian untuk produk berharga tinggi di e-ommerce memang memiliki resiko tersendiri untuk pihak konsumen. Resiko ini muncul karena keterbatasan konsumen yang tidak bisa bersentuhan langsung dengan produk yang mau mereka beli. Konsumen melakukan pembelian hanya berdasarkan foto-foto dan testimoni produk.
Opsi yang ditawarkan fitur paylater kemudian menjadi solusi atas resiko ini. Konsumen bisa melakukan pembayaran secara berkala, mirip seperti saat kita membayar cicilan dengan kartu kredit. Hanya saja sistem paylater lebih aman dan tidak terlalu memberatkan konsumen. Meskipun begitu, tetap perhatikan kebijakan dari fitur paylater pada setiap aplikasinya. Untuk sisi penjual produk, optimasi pada fitur ini dapat memudahkan dalam mendapatkan lebih banyak konsumen, serta mencapai target penjualan.
unsplash.com
Pada umumnya, konsumen akan mencari terlebih dahulu beragam informasi seputar produk-produk yang ingin mereka beli. Informasi tersebut meliputi kisaran harga pasar, varian atau jenis produk, pilihan toko atau penjual, hingga testimoni pembelian produk. Di sini, mesin pencari seperti Google memiliki peranan yang sangat besar. Proses pencarian ini akan mengantarkan konsumen menuju kunjungan pada laman-laman terkait produk yang mereka cari. Tentunya kunjungan mereka dapat melalui jalur iklan berbayar atau pun organik.
Para penjual dapat memanfaatkan optimasi Google Shopping agar produk mereka bisa muncul di halaman pertama Google. Caranya adalah dengan mengunjungi Google Merchant Center, lalu mendaftarkan bisnis dan produk. Jika semua syarat sudah terpenuhi, maka penjual bisa langsung menaruh iklan pada produk-produknya.
Promo semacam bisa datang dari aplikasi ecommerce tempat kita berjualan atau pun dari kita sendiri sebagai penjual. Dari sisi pembeli, promo potongan harga adalah sesuatu yang sangat menarik. Begitu juga dengan promo gratis ongkir tentunya. Terlebih lagi apabila promo ini berlaku pada produk yang memang sedang sangat ingin dimiliki. Transaksi jual beli pun biasanya akan meningkat pesat pada periode berlakunya promo semacam ini.
Hanya saja hal ini tentunya perhatian lebih dari kita sebagai penjual. Tentukan harga jual produk kita di angka yang tepat, jangan sampai promo-promo semacam ini justru terlalu merugikan tingkat pendapatan kita. Transaksi meningkat tetapi pendapatan menurun drastis sepertinya tidak baik untuk bisnis kita. Keseimbangan harga di dalam menyikapi momen promo semacam ini sangatlah penting.
unsplash.com
Di Indonesia, layanan ekspedisi barang antar wilayah merupakan salah satu fondasi utama perkembangan ecommerce. Jasa ekspedisi barang berperan dalam mengantarkan dan menjaga produk konsumen. Kualitas penjagaan produk dan kecepatan pengantaran merupakan faktor kunci keberhasilan sebuah layanan ekspedisi.
Bertumbuhnya penyedia-penyedia jasa ekspedisi di negara ini juga menunjukkan bahwa perkembangan ecommerce di Indonesia juga sedang menunjukkan hasil yang positif. Bahkan saat ini layanan ekspedisi sudah tidak hanya berpusat di kota-kota arus utama, tetapi juga sudah banyak bermunculan di kota-kota kecil. Tentunya pertumbuhan ini perlu terus dilakukan agar produk-produk bisa sampai kepada konsumennya, tanpa perlu mengkhawatirkan logistik pengiriman menuju daerah tinggal konsumen.
Produk yang baik adalah produk yang relevan dengan konsumen. Kualitas sebagus atau secanggih apa pun akan percuma jika produk tersebut tidak relevan dengan konsumen yang menjadi target market produk itu. Sebagai penjual, kita perlu memahami betul produk seperti apa yang memang relevan untuk konsumen. Beragam fitur pertanyaan di dalam media sosial dapat kita manfaatkan untuk memahami keinginan konsumen kita.
Dengan menyebarkan pertanyaan melalui media sosial, kita bisa menangkap keinginan dan kebutuhan dari para konsumen. Kita pun dapat meresponnya dengan membuat beragam varian produk khusus berdasarkan kategori-kategori konsumen kita. Bahkan kita juga bisa menawarkan produk yang memang bisa diulik atau di-custom sesuai keinginan konsumen kita. Di dalam ecommerce, strategi semacam ini bisa kita pertimbangkan untuk meningkatkan daya tarik produk kita di mata konsumen.
Walaupun masih cukup awam untuk masyarakat Indonesia secara umum, teknologi AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) beberapa sektor industri di Indonesia sudah mulai menggunakannya. Teknologi ini memiliki potensi cukup besar pada ranah jual beli online di ecommerce Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi ini, batasan konsumen dalam merasakan atau membayangkan penggunaan produk dapat teratasi.
AR dan VR dapat menunjang visualisasi penggunaan produk-produk yang ingin konsumen beli. Salah satu contoh yang melakukannya adalah IKEA. Mereka menggunakan teknologi ini dan menawarkan fasilitas pengalaman kepada konsumen mereka untuk “menaruh” produk furnitur yang mereka inginkan di rumah mereka. Teknologi ini akan menjadi solusi atas resiko barang dibeli tidak sesuai dengan yang dibayangkan.
unsplash.com
Tujuh poin di atas merupakan tren-tren di dalam pemanfaatan ecommerce di tahun 2021 sejauh ini yang bisa kita respon sebagai penjual. Jika kita respon secara bijak dan positif, tentunya kita bisa memanfaatkan tren ini dalam menunjang keberhasilan bisnis yang sedang kita jalankan dalam ecommerce. Selain itu, walaupun sudah banyak aplikasi ecommerce yang menjadi marketplace dari berbagai macam produk, bukan hal yang mustahil untuk membangun aplikasi ecommerce untuk brand sendiri. Software company seperti Roketin tentu dapat melakukannya untuk astronaut semua, baik aplikasi ecommerce website maupun mobile. Untuk informasi menarik lainnya. Astronaut juga bisa mendapatkan informasi-informasi menarik lainnya dengan mengunjungi @roketinapp.