Tips Membangun Komunikasi Yang Baik Di Dalam Tim
Lifestyle13 Jun 20225 Minutes
komunikasi

“Good Communication Can Build Up A Team, Bad One Can Break It!” 

 

Seperti layaknya para Astronauts yang berada dalam 1 roket dan meluncur menuju planet yang sama. Di luar angkasa, Astronauts tidak dapat berkomunikasi secara verbal tanpa adanya suatu alat komunikasi yang mumpuni, dan tanpa komunikasi yang benar mereka akan melalui berbagai hambatan “tidak penting” dalam mencapai planet tujuan. 

Begitu pula dengan team kerja, kita membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dalam membuat perencanaan, mencari solusi terbaik, dan mencapai tujuan. Menariknya, dalam suatu tim, pasti terdapat berbagai macam orang dengan cara komunikasi yang berbeda-beda.

Team : Together Everyone Achieve More.  

Untuk merealisasikan tagline tersebut, tentunya bukan hanya berbicara perihal hardskill. Komponen penting lainnya dalam membangun teamwork yang baik adalah komunikasi yang efektif.  

Bukan hanya berbicara perihal hardskill, komponen penting lainnya dalam membangun teamwork yang baik adalah komunikasi yang efektif.

unsplash.com

 

Passive Communicator: 

 

  1. Menghindari mengekspresikan diri
  2. Punya sesuatu yang di pikiran, tapi tidak mengutarakannya
  3. Nurut-nurut saja dengan keputusan orang lain

Tipe komunikator ini dapat muncul karena berbagai macam hal, entah itu rasa takut, tidak suka dengan konflik. Padahal dengan adanya konflik dan penyelesaian yang dewasa, team bisa semakin berkembang. Selain itu rasa kurang percaya diri untuk mengutarakan pendapat juga dapat menjadi penyebabnya. Cara berkomunikasi seperti ini dapat menghambat team untuk mencapai solusi yang terbaik.

 

Aggressive Communicator: 

 

  1. Mendominasi orang lain
  2. Suka menyalahkan, menyerang, “menunjuk-nunjuk”
  3. Seringkali menggunakan “You” language.

Tipe ini biasanya memiliki fokus pada dirinya sendiri dan cenderung mengutamakan pendapatnya sendiri daripada pendapat orang lain. Tanda-tanda dari orang yang memiliki dorongan untuk mengontrol situasi dan orang lain, tapi tidak mau orang lain menyalahkan dirinya sendiri. Dampak dari pembawaan yang agresif adalah team atau lawan bicara tidak dapat menangkap “the real message” karena cara komunikasi kita akan mendistraksi lawan bicara. 

 

Passive-Aggressive Communicator: 

 

  1. Tidak secara langsung mengutarakan pendapat dan perasaannya
  2. Membiarkan perasaan mereka membara di dalam diri
  3. Mengutarakannya secara aneh, contoh; komen yang sarkas, playing victims, bergossip.  Tapi ketika memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat, mereka cenderung berkata “tidak ada, aku baik-baik saja” (sementara gesturnya menampilkan makna sebaliknya).

Dampak dari tipe ini tentunya bercampur antara tipe passive dan tipe aggressive, di mana lawan bicara tidak akan berhasil menangkap apa yang kita pikirkan dan pastinya atmosfir dalam team tidak akan menyenangkan. Tipe ini justru bisa mengarah kepada “toxic team” karena tidak adanya keterbukaan / kejujuran di tengah-tengah team.

 

Assertive Communicator: 

 

  1. “Direct & respectful”
  2. Mengutarakan apa yang dia pikirkan
  3. Menghargai pendapat orang lain
  4. Lebih sering menggunakan “I” language (tidak menyalahkan orang lain)

Individu dengan cara berkomunikasi yang asertif biasanya terdorong dengan keinginan mencapai “mutual respect”. Tipe ini adalah tipe berkomunikasi yang profesional sekaligus “classy”, karena kita dapat mengutarakan pesan dengan baik tanpa berusaha membatasi hak beropini anggota lainnya.  

Kelebihan dari tipe ini adalah pesan yang kita sampaikan dapat ditangkap oleh lawan bicara dengan lebih jelas tanpa adanya “emotional noise”. 

Bukan hanya berbicara perihal hardskill, komponen penting lainnya dalam membangun teamwork yang baik adalah komunikasi yang efektif.

unsplash.com

 

Tips Untuk Menjadi Assertive Communicator

 

Pastikan kamu berada dalam kondisi yang tenang dan sepenuhnya sadar sebelum kamu memulai pembicaraan. Karena, jika emosi negatif sedang menaungi kita ketika memulai pembicaraan, emosi tersebut akan “bocor” dan juga terasa oleh lawan bicara, sehingga atmosfir komunikasi akan menjadi negatif. (Inside tips – cara berbicara secara tenang): 

  1. Cari waktu yang tepat, jika perlu berubah jadwal, ajukan reschedule jadwal pembicaraan dan tenangkan diri terlebih dahulu.
  2. Berlatih untuk mengucapkan pesan-pesan yang ingin kamu sampaikan
  3. Revisi “script” untuk membuang hal-hal yang tidak perlu

 

Ucapkan Hal Penting Secara Direct Dengan Tetap Respect Pada Lawan Bicara. Caranya: 

 

  1. Fokus pada pesan yang mau kamu sampaikan
  2. Jangan berusaha mengontrol outcome maupun orang lain. Jangan susun bidak-bidak catur di kepalamu dan berusaha memenangkannya dengan strategi-strategi luar biasa. Jadilah jujur dan “sincere”.
  3. Hargai hak orang lain untuk berpendapat sesuai pemikiran mereka.

 

Gunakan “I” Language, Bukan “You”

 

  1. Ubah kalimat “kamu memberikanku terlalu banyak pekerjaan” menjadi “aku merasa overwhelmed dengan banyaknya tugas yang aku pegang di sini”.
  2. Dampak positif dari “I” language adalah lawan bicara dapat menerima pesan yang kita sampaikan tanpa harus mempertahankan dirinya di waktu yang bersamaan.

 

Be A Good Listener 

 

  1. Biarkan mereka menyampaikan cerita / pendapat / opini mereka.
  • Bagian kita adalah memberikan kontak mata, gestur tubuh yang memperhatikan, ekspresi yang suportif dan membuat nyaman, menanyakan pertanyaan yang relevan, menyediakan ruang yang cukup bagi lawan bicara untuk menyampaikan apa yang mereka pikirkan, mutual respect, (poin utama: secara tulus berusaha mengerti maksud dari cerita mereka).
  1. Kita tidak bisa mengontrol lawan bicara untuk mendengarkan kita, tapi dengan menjadi good listener kita bisa memperbesar kemungkinan mereka menjadi good listener juga ketika kita berbicara (set the right tone).
  2. Membutuhkan kesabaran.
  • Seringkali ketika sedang mendengar cerita / pendapat orang lain kita ingin segera memotong, tapi alangkah baiknya kita mendengarkan terlebih dahulu dan menanyakan beberapa hal untuk memastikan point yang kita tangkap, baru bereaksi. Be assertive, not aggressive.
Bukan hanya berbicara perihal hardskill, komponen penting lainnya dalam membangun teamwork yang baik adalah komunikasi yang efektif.

unsplash.com

Itulah tipe-tipe berkomunikasi di dalam team, pastikan kamu jadi komunikator yang asertif ya. Selain membangun atmosfir kerja yang nyaman, solusi terbaik untuk setiap permasalahan dan goals utama juga dapat tercapai. Good Luck! 

Sumber : How to Communicate Assertively 4 Tips