Saat ini, IT outsourcing menjadi pilihan bagi banyak perusahaan maupun organisasi untuk melakukan transformasi digital. Terdapat beragam alasan dalam menggunakan IT outsourcing dibandingkan memiliki tim IT in-house sendiri, mulai dari operasional yang lebih fleksibel, kebutuhan baru akan penerapan teknologi IT, anggota tim dengan kemampuan yang lebih spesifik, hingga penghematan biaya admintistrasi. Namun, tren ini pun dapat berubah. Hal ini dikarenakan kebutuhan tiap perusahaan yang selalu berubah-ubah mengikuti dengan kebutuhan pasar dan di masa depan, diperkirakan bahwa perubahan kebutuhan ini akan semakin jelas terlihat dan berkembang.
Hal ini turut didukung oleh pulihnya situasi perekonomian pada awal tahun 2022 yang membuat sektor outsourcing menjadi lebih potensial. VADS Indonesia pada awal tahun ini sempat menyebutkan bahwa akan terdapat perubahan tren pendorong dalam penggunaan IT outsourcing.
Tren pendorong pertama adalah keharusan bagi perusahaan untuk melakukan transformasi digital. Hal ini awalnya didorong oleh situasi pandemi yang belum usai sehingga perusahaan perlu berusaha menjangkau pelanggan lewat dunia digital. Namun, ke depannya, situasi ini kemungkinan akan terus berlangsung karena lebih praktis bagi perusahaan yang dapat mengurangi jumlah pekerjaan tradisional dan menggeser sistem yang masih tradisional ke ranah digital yang lebih praktis dan minim kesalahan dalam penggunaanya. Selain itu, pelanggan juga mendapatkan kenyamanan lebih dengan adanya sistem digital yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan segala sesuatu yang dibutuhkan dari rumah.
Tren kedua adalah perbedaan utama yang diciptakan oleh adanya inovasi dan nilai manfaat dari layanan yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh faktor pertama, di mana transformasi digital menjadi sesuatu yang perlu untuk dilakukan, yang disusul oleh tumbuhnya para pemain baru dalam bisnis yang membuat persaingan pasar semakin ketat. Persaingan ini akan memaksa perusahaan penyedia IT outsourcing untuk lebih bersaing baik dari segi kualitas layanan, harga yang ditawarkan, hingga inovasi, teknologi, dan gagasan baru yang diusung oleh penyedia layanan tersebut.
Tren ketiga adalah berkembangnya E-commerce dan layanan keuangan sebagai pendorong pertumbuhan bisnis. Pertumbuhan kedua sektor ini disebabkan oleh aktivitas pelanggan yang kini cenderung melakukan segala sesuatu secara online. Hal ini tentunya menjadi suatu hal yang positif bagi para perusahaan penyedia layanan IT outsourcing karena ini memungkinkan mereka menjadi tenaga tambahan yang diperlukan dalam pengembangan E-commerce maupun layanan keuangan online.
Prediksi tren tersebut tentunya tidak diambil secara sembarangan, melainkan melihat pada kondisi dan situasi yang ada saat ini. Statista, sebuah lembaga statistic terkemuka asal Jerman juga pernah mencatatkan data mengenai penggunaan fungsi IT outsourcing yang paling sering digunakan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia pada awal tahun 2022 ini. Data yang dipublikasikan ini dikonklusikan melalui survey yang dilakukan pada tahun 2017 yang dapat digunakan sebagai representasi dari tren outsourcing terkini. Adapun, data yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Data tersebut menyebutkan bahwa IT outsourcing akan sangat diperlukan dalam pengembangan dan pemeliharaan aplikasi perangkat lunak. Bisa jadi hal ini akan terus berlanjut hingga di waktu mendatang karena banyaknya kebutuhan akan pengembangan aplikasi perangkat lunak. Selain itu, ketersediaan data centers, infrastruktur IT hingga service desk juga dapat menjadi hal-hal yang sangat dibutuhkan dari penyedia layanan IT outsourcing.
Selain itu, The Nationak Outsourcing Association (NOA) juga telah melakukan riset kampanye yang mengungkapkan mengenai arah outsourcing pada satu dekade ke depan. Secara umum, prediksi tren tersebut akan berkisar pada beberapa hal berikut:
Berdasarkan data dan analisis dari Statista dan NOA sebelumnya, Brainhub mencoba untuk memberikan prediksi mengenai tren IT yang paling menonjol untuk di masa mendatang, antara lain sebagai berikut:
Apabila ditilik dari alasan penggunaan tenaga outsourcing baik oleh klien maupun penyedia layanan, maka jawaban utama dari penggunaan IT outsourcing adalah penghematan biaya dan peningkatan pengalaman bagi pengguna. Selain itu, bertambahnya pekerjaan dan manajemen teknis juga dapat menyebabkan bertumbuhnya orang-orang yang terlibat dalam penggunaan IT outsourcing. Terdapat berbagai alasan penggunaan IT outsourcing, namun mayoritas mengutamakan pendekatan yang mementingkan pada kebutuhan pelanggan dan menemukan inovasi dan kemampuan baru dibandingkan pada penghematan biaya.
Mengutip pada GSA UK, dipercaya bahwa pengguna dan penyedia akan berfokus pada hasil dan nilai produk dari kerja sama yang dilakukan. Penyedia outsourcing juga diharapkan sebagai integrator dari sistem outsourcing tersebut, sehingga ia akan berbagai resiko lebih dengan klien.
Semakin banyak pelaku bisnis yang berpikir bahwa usaha untuk mendapatkan hasil adalah hal yang penting, sehingga ia menjadi bagian yang penting dalam kontrak nantinya. Jangka waktu dalam kontrak bisa jadi lebih singkat daripada sebelumnya dengan orientasi pada hasil, namun pekerjaan yang dimungkinkan juga bisa jadi lebih kolaboratif dibandingkan dengan sebelumnya.
Ketika kontrak akan lebih berorientasi pada hasil dan pembagian resiko yang lebih terbuka antara klien dengan penyedia, perusahaan bisa menjadi integrator jasa layanan yang besar. Kedua pihak dapat berkolaborasi dan mencari opsi dalam pembagian dan batasan resiko, hingga reputasi satu sama lain. Hal ini dapat memobilisasi perusahaan untuk lebih kompetitif dalam membuat kesepakatan.
Banyaknya perusahaan penyedia layanan IT outsourcing dapat membuat pasar menjadi penuh. Ekspektasi pencari IT outsourcing bisa jadi sangat beragam, namun penyedia layanan dapat berfokus pada alasan utama yaitu menghindari hasil yang mengecewakan. Apabila perusahaan lebih mengutamakan pada kebutuhan pelanggan atau pengguna nantinya, maka ia akan tetap dapat menjadi perusahaan yang kompetitif.
IT outsourcing kini telah digunakan oleh banyak perusahaan untuk membantu menyukseskan transformasi digital bagi perusahaan mereka. Kebutuhan ini membuat persaingan bagi perusahaan penyedia layanan IT outsourcing menjadi ketat. Namun, terdapat tren yang patut diperhatikan sebagai pertimbangan agar perusahaan dapat bertahan mulai dari motivasi baru dalam menggunakan IT outsourcing, kontrak, fokus klien pada hasil, orientasi pada kolaborasi dan kompetisi, walaupun tentunya tujuan awal untuk mementingkan kebutuhan pengguna menjadi hal utama yang perlu diperhatikan.
Ingin tahu info menarik seputar dunia IT lainnya? Kunjungi roketin.com sekarang!