Ketika bisnis Anda menjejakkan kaki di dunia digital, maka Anda tidak hanya dapat mengandalkan teknik pemasaran konvensional seperti pemasaran dari mulut ke mulut. Anda dapat memanfaatkan jangkauan internet yang tidak terbatas waktu dan tempat untuk turut berperan dalam menaikkan konversi bisnis anda. Salah satu cara yang paling lazim digunakan adalah dengan menggunakan berbagai jenis iklan digital yang nantinya akan diedarkan oleh algoritma ke calon pelanggan yang membutuhkan produk Anda. Lalu, iklan seperti apakah yang dapat menarik perhatian calon konsumen?
Ada beberapa jenis iklan yang dapat menarik perhatian calon konsumen. Salah satunya adalah iklan dengan copy atau tulisan yang tidak hanya menjawab kebutuhan konsumen, melainkan juga dapat menimbulkan rasa penasaran dalam diri calon konsumen. Apakah Anda pernah melihat iklan yang menampilkan angka diskon yang ditawarkan besar-besaran untuk produk-produk tertentu dari suatu brand? Hal tersebut tidak hanya bertujuan untuk menarik perhatian calon konsumen lewat pemberian diskon yang besar, melainkan juga mengajak calon konsumen untuk mengenali brand tersebut lebih jauh dengan menambahkan ketentuan pembelian atau produk-produk tertentu yang didiskon. Copywriting seperti ini tidak dibuat secara asal, melainkan dikonsep dengan baik untuk dapat menarik perhatian calon pelanggan.
Salah satu cara untuk dapat membuat copywriting yang menarik adalah dengan menerapkan framework copywriting dalam membuat sebuah copy. Lalu, apa saja framework copywriting yang dapat diterapkan saat membuat copy untuk menaikkan konversi bisnis Anda?
Framework copywriting adalah sebuah metode umum untuk menulis copy. Tiap framework tidak spesifik digunakan hanya untuk satu tipe copy, tetapi dapat digunakan untuk beberapa medium yang berbeda. Beberapa framework bisa jadi lebih baik dibandingkan yang lainnya, tetapi pada dasarnya tidak ada satu framework yang bekerja pada satu maupun semua hal. Dapat dikatakan, penggunaan framework itu sendiri perlu disesuaikan dengan medium apa yang akan digunakan dalam penulisan copy tersebut.
Framework copywriting juga dapat membantu copywriter untuk melawan writer’s block karena keberadaannya akan menjabarkan alasan dan kebutuhan spesifik konsumen, sehingga copywriter dapat terhubung dengan calon konsumen dan dapat menentukan topik yang ingin ditulis dan bagaimana cara copy tersebut ditulis. Dari beragam framework, berikut beberapa framework yang lazim digunakan dalam copywriting, antara lain:
PAS merupakan salah satu framework yang paling sering digunakan dalam copywriting. PAS sendiri merupakan akronim dari Pain, Agitate, Solution. Pada tahap pertama, tanyakan terlebih dahulu mengenai “pain” atau masalah yang dialami oleh calon konsumen. Hal ini akan menjadi awal dari copy yang akan ditulis. Selanjutnya, tekankan mengenai betapa mengganggunya hal tersebut dengan menunjukkan alasan mengapa hal tersebut buruk atau sudah berapa lama hal tersebut terjadinya. Terakhir, berikan solusi yang logis dari masalah tersebut. Framework ini sering digunakan karena menghasilkan copy yang pendek, simpel, namun bagus dan efektif. Framework ini dapat bekerja dengan efektif mulai dari video penjualan hingga ads di sosial media.
AIDA merupakan salah satu pilihan lain yang kerap digunakan dalam copywriting. AIDA terdiri dari Attention, Interest, Desire, dan Action. Hal pertama yang harus dilakukan saat menggunakan framework ini adalah mencuri perhatian calon konsumen. Hal ini dapat disesuaikan dengan medium yang digunakan. Misalnya, menuliskan angka diskon besar-besaran atau menggunakan warna yang mencolok. Selanjutnya, pancing ketertarikan calon konsumen, misalnya dengan menggunakan lelucon atau bertanya pada konsumen. Setelah itu, ciptakan keinginan pembelian dengan menghubungkan ketertarikan emosional konsumen dengan produk Anda, misalnya dengan menjabarkan kelebihan dari produk Anda. Terakhir, beri ajakan pada calon konsumen untuk bertindak, misalnya dengan membeli atau memesan produk Anda. Bagian Action ini merupakan satu hal krusial yang dapat melengkapi kekurangan pada PAS, yaitu dengan memberi ajakan bagi calon konsumen untuk membeli suatu produk. Framework ini juga dapat digunakan dalam semua bentuk pemasaran digital.
4 Ps terdiri dari Problem, Promise, Proof, dan Proposal/Push. Tahap awal pada framework ini sama seperti PAS, yaitu memulai dengan menyebutkan masalah yang dialami oleh calon konsumen. Pada tahap berikutnya, tunjukkan pada mereka bagaimana Anda dapat mengatasi masalah tersebut lewat produk anda. Deskripsikan selengkapnya tentang bagaimana bal tersebut dapat terjadi. Setelah itu, tunjukkan bukti yang dapat mendukung hal tersebut. Bukti ini dapat terdiri dari beragam bentuk, misalnya dengan data ilmiah atau penelitian yang telah dilakukan terkait dengan produk Anda. Anda juga dapat mengarahkan calon konsumen pada ulasan positif atau endorsement oleh influencer sebagai key opinion leader Anda. Bukti ini menjadi satu hal yang unik dari framework ini. Hal ini dapat menonjolkan kelebihan produk Anda tanpa terlalu memaksakan pandangan konsumen terhadap produk Anda, sehingga tetap ada keterkaitan emosional antara konsumen dengan produk Anda. Terakhir, dorong calon konsumen untuk bertindak. Dapat dikatakan poin ini memiliki kesamaan dengan poin Action pada AIDA.
SLAP merupakan akronim dari Stop, Look, Act, dan Purchase. Framework ini memiliki satu tujuan utama yaitu membuat pembaca berhenti pada copy yang ditulis. Copy ini akan membuat pembacanya berhenti melakukan scrolling saat berada di sosial media atau berhenti mengklik tombol saat melihatnya via email. Berikutnya, mereka haruslah membaca apa yang ada pada copy tersebut, tidak hanya melihat sekilas lalu membiarkan pembaca yang menjadi calon konsumen pergi. Setelah itu, Anda akan membuat mereka bertindak baik itu mengunjungi website atau toko online Anda, atau mengunduh aplikasi Anda. Pada tahap terakhir, Anda akan membuat mereka melakukan pembelian. Pada dasarnya, SLAP sendiri lebih seperti framework untuk mengarahkan tindakan pelanggan dibandingkan dasar untuk menulis copywriting. Framework ini juga tidak bisa diterapkan di berbagai media seperti framework lainnya. Namun, framework ini dapat mengarahkan Anda untuk coba melihat sudut pandang lain, bukan “Mengapa calon konsumen saya ingin membeli produk saya?” melainkan menjadi “Apa yang membuat calon konsumen saya tergerak untuk membeli produk saya?”. Ketika Anda dapat menerapkan hal ini, Anda akan bisa mendapatkan konversi bisnis secara cepat walaupun tanpa dana yang besar.
Framework copywriting sangat membantu saat copywriter masih kebingungan menentukan arah penulisan copy yang menarik dan akan menarik perhatian calon konsumen. Framework akan membantu karena dapat menjadi petunjuk yang mengarahkan pada hal-hal spesifik yang perlu ditonjolkan. Tentunya, penggunaan framework ini akan membutuhkan riset terlebih dahulu mengenai media apa yang akan digunakan, pasar dan calon konsumen yang hendak dijajaki, dan produk apa yang hendak dipasarkan. Nantinya, Anda akan dapat menulis copy dengan lebih mudah ketika sudah terbiasa menemukan framework yang tepat untuk copy yang akan ditulis.
Framework copywriting menjadi suatu hal yang sangat membantu bagi para copywriter untuk menulis copy yang efektif dalam menaikkan konversi bisnis, contohnya seperti framework PAS, AIDA, 4 Ps, atau SLAP. Tidak hanya asal digunakan, melainkan butuh juga penyesuaian terhadap media apa yang akan digunakan dan produk apa yang hendak dipasarkan agar dapat mencapai konversi bisnis yang diharapkan.
Untuk info menarik seputar dunia IT lainnya, kunjungi roketin.com