Cari Tahu Kelebihan dan Kekurangan dari Google Bard dan Microsoft Bing Versi Terbaru!
Technology3 May 20235 Minutes

Pada akhir tahun 2022, dunia sempat gempar ketika OpenAI memperkenalkan chatbot berbasis AI mereka yang bernama ChatGPT. Walaupun informasi yang diberikan masih terbatas hingga tahun 2021, namun kemampuannya dalam mencari informasi yang akurat lewat pemilahan yang cermat dan hati-hati serta parafrase yang membuatnya bebas dari plagiarisme, telah membuat banyak orang takjub dengan kemampuannya. Selain itu, ia juga dapat membuat artikel atau puisi, menciptakan ide sesuai pengondisian tertentu, bahkan sekedar menjadi teman mengobrol. Tentunya hal ini berhasil memenuhi rasa penasaran pengguna akan ChatGPT, bahkan membuatnya diandalkan pada kebutuhan pada berbagai bidang.

 

Kesuksesan ChatGPT ini turut menaikkan pamor berbagai aplikasi berbasis AI lainnya, baik yang telah ada maupun yang baru muncul, mulai dari pembuatan artikel, image generator, kebutuhan SEO, dan berbagai kapabilitas lainnya. Tentunya dua perusahaan terbesar di bidang internet dan teknologi, yakni Google dan Microsoft, tidak ketinggalan juga mengembangkan teknologi AI mereka. Google mengembangkan chatbot berbasis AI mereka yang bernama Google Bard, sementara Microsoft telah mengeluarkan versi terbaru dari Bing yang dilengkapi dengan teknologi GPT-4 dari OpenAI. 

 

Lalu, apa saja yang ditawarkan oleh chatbot AI dari kedua perusahaan tersebut beserta kelebihan dan kekurangan yang menyertainya?

 

 

Google Bard

Sebagai permulaan, Google Bard menggunakan model bahasa pemrograman milik mereka sendiri yang bernama Language Model for Dialogue Applications atau LaMDA yang dikreasikan dalam bentuk chatbot sehingga ia memiliki fungsi yang serupa seperti ChatGPT mulai dari menjadi teman bercakap, mencari informasi, hingga menghasilkan karya kreatif dalam bentuk teks di mana tiap informasi yang diberikan olehnya berasal dari akumulasi informasi yang dipilih dari berbagai website. 

 

Saat ini, Google belum merilis versi utuh dari Bard, melainkan eksperimen yang ditujukan untuk mengumpulkan feedback. Karena itu bagi yang ingin mencobanya harus mengantre terlebih dahulu di waitlist. Nantinya, para pengguna yang telah memiliki kesempatan untuk mencobanya akan mengirimkan feedback yang digunakan oleh Google untuk memperbaiki Bard di masa depan. 

 

Adapun, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari Google Bard setelah digunakan. Beberapa kelebihan dari Google Bard adalah:

  • Hasil pencarian ditampilkan dengan sangat cepat, mencapai kurang dari tiga detik setelah instruksi diberikan oleh pengguna. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan LaMDA yang lebih ringan dibandingkan dengan GPT.
  • Google Bard mampu memberikan pilihan jawaban yang beragam pada satu pertanyaan yang sama. Hal ini membuat pengguna dapat memilih mana jawaban yang paling tepat dari pertanyaan yang Ia ajukan.
  • Google Bard dapat menyesuaikan pada prompt yang diberikan padanya, sehingga ia dapat memberikan jawaban yang sesuai tergantung pada kejelasan informasi pada prompt.

 

Sementara itu, beberapa kekurangan dari Google Bard antara lain:

  • Jawaban yang diberikan menyalin pada teks yang telah ada, membuat angka plagiarisme pada Bard sangat tinggi. Pengguna perlu melakukan parafrase ulang apabila ingin menggunakan jawaban yang diberikan oleh Bard pada suatu teks.
  • Memori pada Bard masih terbatas. Ia tidak dapat mengingat peran atau pertanyaan yang diberikan sebelumnya, sehingga pengguna perlu mengingatkan kembali akan peran yang ia berikan. Hal ini membuat chatbot dari Bard menjadi kurang komunikatif. Google sendiri telah menyadari hal ini dan memberikan pernyataan pada pengguna sebelum menggunakan Bard.
  • Bard saat ini hanya tersedia pada bahasa Inggris US. Walaupun ia dapat memahami bahasa selain Inggris, namun perintah yang dapat ia lakukan menjadi terbatas dan tidak dapat melakukan tindakan lebih lanjut.

 

Tentunya, Google akan terus melakukan perbaikan pada Bard agar ia menjadi lebih baik dan dapat digunakan secara lebih maksimal. Nantinya, bahasa pemrograman LaMDA akan digantikan oleh Pathways Language Model atau PaLM yang diyakini memiliki kualitas yang lebih baik.

 

 

Microsoft Bing

Hanya berselang sehari setelah Google memperkenalkan Bard, Microsoft juga mengeluarkan versi terbaru dari mesin pencari mereka, Bing, yang kini telah terintegrasi dengan GPT-4 dari OpenAI, perusahaan yang menciptakan ChatGPT. Peluncuran Bing baru dengan teknologi AI ditujukan untuk mempermudah pengguna ketika mencari informasi di internet, di mana hasil yang ditampilkan merupakan informasi dari sumber yang tidak hanya terpercaya, melainkan juga terbaru dan tidak terbatas pada tahun.

 

Bing versi baru ini hadir dalam dua konfigurasi. Konfigurasi pertama adalah chatbot yang hadir di sebelah kanan laman pencarian, di mana chatbot akan menjadi asisten yang membantu pengguna dalam menelusuri informasi yang mereka cari. Sementara itu, konfigurasi kedua adalah chatbot utuh serupa ChatGPT yang penggunaannya adalah dengan memasukkan pertanyaan atau permintaan terlebih dahulu sebelum Bing mengeluarkan hasil pencarian dalam bentuk percakapan.

 

Seperti halnya Bard, Microsoft Bing versi baru ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Adapun, beberapa kelebihan dari Bing ini adalah:

  • Pengguna dapat menyesuaikan gaya percakapannya bersama Bing sesuai dengan keinginannya, mulai dari gaya yang formal, santai, hingga di antara keduanya.
  • Memiliki memori kontekstual yang lebih baik apabila dibandingkan dengan Bard. Karena itu, pengguna tidak perlu selalu mengingatkan Bing akan peran atau percakapan sebelumnya karena ia akan otomatis beradaptasi lewat memori tersebut.
  • Terintegrasi dengan teknologi DALL-E milik OpenAI, memungkinkan Bing untuk menghasilkan gambar dari permintaan yang diajukan oleh pengguna. Hal ini tentunya lebih baik apabila dibandingkan dengan Bard, bahkan ChatGPT sekalipun.
  • Menampilkan sitasi pada tiap jawaban yang diberikan. Hal ini membuat jawaban yang diberikan tidak hanya bebas dari plagiarisme, pengguna juga dapat melihat sumber asli dan mempelajarinya langsung.

 

Sementara itu, masih terdapat beberapa kelemahan dari Bing, yaitu:

  • Waktu yang dibutuhkan untuk memberikan jawaban relatif lebih lama karena Bing harus mengorganisir jawaban terlebih dulu sebelum menampilkan sebuah jawaban. Karena jawaban yang ditampilkan hanya satu, maka ia juga jadi lebih terbatas apabila dibandingkan dengan Bard.
  • Terdapat beberapa kekurangan sebagai sebuah chatbot, seperti kebutuhannya akan instruksi yang lebih spesifik daripada ChatGPT hingga model yang terlalu kaku menyebabkan percakapan terasa kurang natural. Hal ini disebabkan oleh fungsi Bing yang sejauh ini masih berada pada ranah pencarian informasi.
  • Walaupun gaya percakapan dapat disesuaikan, namun percakapan pada Bing terasa kaku dan tidak natural.

 

Seperti halnya Bard, Bing juga masih memiliki beberapa kekurangan pada sistem chatbot mereka. Terbaru, Bing akan mencoba membuat agar Bing versi baru ini dapat diterapkan secara lebih luas tidak hanya pada desktop, melainkan juga pada tablet dan mobile bersamaan dengan perbaikan pada sistem kerja AI mereka.

 

Kesimpulan

Kemunculan ChatGPT membuat Google dan Microsoft turut serta mengembangkan chatbot berbasis AI mereka sendiri. Google memperkenalkan Google Bard yang dibuat dari model bahasa pemrograman LaMDA. Terlepas dari kesan yang negatif yang lebih banyak diberikan saat ini, namun tiap feedback yang diberikan pada versi beta ini diyakini akan berguna pada pengembangan Bard di masa depan. Sementara itu, Bing baru yang disupport oleh GPT-4 dari OpenAI juga masih membutuhkan beberapa perbaikan di samping kinerjanya yang lebih memuaskan dibandingkan Bard. Selain itu, versi terbaru yang dapat digunakan di berbagai perangkat juga menyusul untuk diluncurkan.

 

Ingin tahu info menarik seputar dunia IT lainnya? Kunjungi roketin.com