Scrum dan Beragam Proses Kerja Di Dalamnya
Startup13 Jun 20227 Minutes
scrum

Saat ini scrum cukup sering orang-orang bicarakan, terutama terkait bagaimana dia mampu membantu perusahaan membangun produk dengan cara yang lebih teratur. Untuk kalian para astronaut yang penasaran tentang scrum, mulai dari event di dalamnya, proses kerja, dan hal-hal lainnya, maka artikel satu ini cocok untuk kamu. Di mana kita akan memulainya dengan membahas pondasi, tim di dalamnya, hingga macam-macam event-nya. Jadi, langsung saja kita mulai dari bagian yang pertama.

 

Pondasi Scrum

 

Scrum muncul akibat situasi di dalam proses pengembangan produk yang semakin penuh dengan tantangan dan mengalami perubahan yang cepat. Di mana metode yang bernama waterfall terasa kurang efektif dalam proses pengembangan produk karena kurang adaptif terhadap perubahan yang mendadak. Untuk menyamakan konteks, produk yang kita bahas di sini adalah berbentuk aplikasi (produk digital. Meskipun begitu beberapa sumber mengatakan bahwa implementasinya tidak harus untuk pengembangan produk digital, bisa juga untuk aspek pemasaran, sales, dan lain-lain. Hanya saja di sini kita akan membahas scrum yang menjadi kerangka kerja dalam pengembangan aplikasi.

 

Tiga Pilar Di Dalam Scrum

 

Pertama, Adalah Transparansi Dalam Bekerja

 

Berbagai hal yang kurang jelas terkait tugas / backlog, baik dari sisi ruang lingkup dan ekspektasi output pekerjaannya perlu terjelaskan sedari awal karena akan sangat menentukan hasil akhir. Seperti dalam pengerjaan setiap backlog dalam scrum, perlu menyamakan pemahaman terkait definisi status done. Kita perlu menyamakan pemaknaan bagaimana ppengerjaan suatu tugas dapat kita katakan telah selesai.

 

Kedua, Adalah Pemeriksaan Secara Berkala

 

Tim scrum perlu melakukan pemeriksaan secara berkala untuk terus menjaga ritme kerja yang pas dan juga sebagai Langkah awal untuk mengidentifikasi masalah secepat mungkin. Misalnya dalam scrum sendiri terdapat aktivitas yang bernama “Daily Standup”, di mana para anggota tim saling menceritakan perkembangan tugas masing-masing.

 

Ketiga, Adalah Adaptif

 

Setiap kali ada aspek yang membuat kinerja tim scrum tidak maksimal, maka penyesuaian pun perlu harus langsung segera terjadi. Scrum adalah kerangka kerja yang tidak kaku dan adaptif terhadap beragam situasi dan kondisi. Penyesuaian pun harus selaras dengan kondisi di dalam tim.

Saat ini scrum cukup sering orang-orang bicarakan karena mampu membantu perusahaan membangun produk dengan cara yang lebih teratur dan baik.

unsplash.com

 

Nilai-Nilai Dalam Tim Scrum

 

Setelah mengenal tiga pilar di dalam tim scrum, terdapat juga nilai-nilai yang perlu kita junjung dalam tim scrum. Di mana nilai-nilai ini akan mendukung situasi kerja yang kondusif dalam tim. Nilai-nilai tersebut adalah  fokus dan komitmen dalam pengerjaan tugas, berani menyampaikan pendapat dengan jujur terkait tugas, dan sikap saling menghargai antar anggota tim scrum.

 

Anggota Tim Scrum

 

Tim scrum sendiri terdiri dari tiga posisi utama, yaitu product owner, scrum master, dan tim developer (termasuk berbagai peran di dalamnya). Di mana setiap posisi ini memiliki tanggung jawabnya masing-masing sebagai berikut.

 

Pertama, Product Owner

 

Product owner adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab terkait visi produk yang akan tim scrum kerjakan. Manajemen tugas / backlog selama pengerjaan produk pun menjadi tanggung jawab product owner. Beberapa hal yang wajib mampu product owner jelaskan adalah cerita / alur yang mau dimiliki produk dan penggunanya, daftar backlog yang perlu dikerjakan hingga akhir, serta membuat skala prioritas di dalam proses pengerjaannya. Biasanya product owner terdiri dari satu orang saja. Sebagai catatan, product owner sejatinya cenderung fokus pada gambaran umum produk, sementara detail terkait pengerjaan masing-masing tugas merupakan hasil diskusi dengan anggota tim yang lainnya. Bahkan dalam beberapa kasus, bisa saja product owner dari suatu proyek adalah klien itu sendiri.

 

Kedua, Tim Developer

 

Tim developer akan terdiri dari beragam peran yang memang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh tugas / backlog dalam proyek pengembangan produk. Biasanya peran tim developer akan terdiri dari developer, desainer, dan tester. Selain itu bisa juga tim ini melibatkan seorang copywriter atau UX writer. Pengisian peran dalam tim developer sangat disesuaikan dengan kebutuhan proyek. Dalam bekerja, tim developer bersifat self-organize, di mana mereka memiliki kebebasan yang bertanggung jawab dalam urusan teknis atau detail setiap tugas / backlog. Jumlah anggota tim developer dalam scrum pun cenderung efisien, di mana penambahan jumlah anggota hanya dilakukan ketika memang peran anggota tersebut diperlukan dalam proses pengembangan.

 

Ketiga, Scrum Master

 

Scrum master adalah seseorang yang akan memastikan bahwa pondasi, pilar, hingga nilai-nilai scrum mampu berjalan dengan baik dan optimal di dalam tim. Di mana peran ini memiliki tanggung jawab khusus terhadap product owner maupun tim developer. Tanggung jawab kepada product owner adalah sebagai berikut:

  • Membantu menyampaikan visi dan tujuan akhir produk kepada seluruh tim
  • Membantu penyusunan skala prioritas tugas / backlog
  • Melakukan coaching agar kinerja product owner semakin baik

Sementara tanggung jawab kepada tim developer adalah sebagai berikut:

  • Melakukan coaching berkala kepada tim
  • Mendukung kelancaran komunikasi di dalam tim agar setiap hambatan dapat lebih cepat selesai
  • Mengkomunikasi kepada product owner jika perlu ada penyesuaian terkait suatu tugas / backlog

Terakhir, scrum master juga memiliki tanggung jawab kepada tim secara keseluruhan, yaitu:

  • Memfasilitasi scrum event
  • Menjadi penengah yang netral antara product owner dan tim developer
  • Terus mengusahakan suasana kerja yang kondusif bagi seluruh tim
Saat ini scrum cukup sering orang-orang bicarakan karena mampu membantu perusahaan membangun produk dengan cara yang lebih teratur dan baik.

unsplash.com

 

Mengenal Scrum Event

 

Scrum event dapat kita anggap sebagai nyawa dari scrum itu sendiri. Scrum event terdiri dari empat aktivitas utama, yaitu sprint planning, daily standup, sprint review, dan sprint retrospective.

 

Pertama, Sprint Planning

 

Pengerjaan berbagai macam tugas / backlog kita tentukan pada saat sprint planning. Pada sesi ini, product owner akan menjelaskan seluruh tugas / backlog hingga tujuan produk tercapai, di mana biasanya penjelasan ini akan menggunakan user stories dari produk itu sendiri. Di mana kemudian seluruh tim mengidentifikasi ulang detail tugas / backlog apa saja yang perlu dikerjakan. Seluruh tim wajib memastikan bahwa dirinya sendiri paham atas tugasnya, jika ada yang kurang jelas maka event ini adalah waktunya melakukan konfirmasi atau klarifikasi.

Setelah seluruh tugas terdefinisikan, tim kemudian mengukur perkiraan kesulitan setiap tugas. Dengan begitu product owner dan scrum master mampu membuat skala prioritas dengan lebih adil sesuai tingkat kesulitan pengerjaannya. Seorang scrum master pun juga bertanggung jawab dalam menjaga durasi waktu sprint planning. Di mana Jeff Sutherland dan Ken Schwaber (pencetus kerangka kerja scrum) mengestimasikan sprint planning maksimal berjalan selama 4 jam untuk satu bulan setiap sprint.

 

Kedua, Daily Standup

 

Daily standup merupakan sesi harian untuk menjaga ritme dan perkembangan kinerja tim.  Tujuannya adalah mengidentifikasi masalah atau hambatan di dalam tim secepat mungkin. Tiga pertanyaan umum dalam sesi ini adalah:

  • Apa yang kalian lakukan kemarin? Bagaimana prosesnya? Apakah sudah selesai?
  • Apa yang akan kamu lakukan hari ini?
  • Apakah kalian mengalami hambatan dalam mengerjakan tugas-tugas?

Fokus dari sesi ini adalah berbagi progress masing-masing. Tidak ada bahasan yang sifatnya terlalu teknis. Durasi sesi ini maksimal 15 menit, dengan catatan semakin cepat akan semakin baik.

 

Ketiga, Sprint Review

 

Sesi ini akan berisi sesi demo terkait backlog yang telah selesai. Pada sesi demo tersebut, tim juga dapat berbagi saran atau masukan terkait proses pengerjaan backlog, termasuk menjelaskan mengapa hasil tugasnya menjadi seperti itu. Di mana product owner akan memiliki peran untuk menentukan apakah backlog tersebut telah selesai atau masih perlu perbaikan pada sprint berikutnya.

 

Keempat, Sprint Retrospectives

 

Sesi ini merupakan sesi untuk meninjau ulang proses sprint yang telah tim lewati. Evaluasi dan refleksi kinerja pun akan berjalan pada sesi ini, di mana fokus bahasannya adalah bagaimana cara memperbaiki sistem kerja tim ke depannya. Dengan begitu, tim scrum pun tidak akan lagi mengulangi kesalahan yang sama ke depannya.

Saat ini scrum cukup sering orang-orang bicarakan karena mampu membantu perusahaan membangun produk dengan cara yang lebih teratur dan baik.

unsplash.com

 

Penutup

 

Begitulah penjelasan singkat terkait scrum dan beragam proses kerja di dalamnya dari Roketin. Semoga bermanfaat untuk kalian semua. Untuk beragam info menarik lainnya, kalian bisa langsung melihatnya di @roketinapp.

Other Insights
Share This Story: