Mengenal Platform dan Bahasa Pemrogramman yang Kerap Digunakan pada IoT
Technology20 Feb 20245 Minutes
landasan digital

Dunia kini semakin pintar, terhubung, dan otomatis. Ini berkat konsep Internet of Things (IoT) yang telah merambah berbagai aspek kehidupan. Anda dapat menemukan lampu yang menyala dengan suara hingga peralatan rumah tangga dengan kendali jarak jauh. Seluruh kemudahan tersebut didukung oleh platform IoT serta bahasa pemrograman.

Platform IoT merupakan landasan digital yang menyediakan infrastruktur dan tools untuk membangun, mengelola, serta menjalankan sistem IoT. Ibarat sebuah rumah, ini adalah fondasi dan kerangka yang memungkinkan berbagai perangkat dan aplikasi IoT untuk bekerja sama secara terintegrasi. Berikut beberapa contohnya:

Daftar Platform IoT Populer

1. ThingsBoard

ThingsBoard merupakan platform IoT open-source yang menawarkan solusi lengkap untuk manajemen perangkat device. Platform ini dapat Anda gunakan untuk mengumpulkan, memproses, memvisualisasikan, hingga mengelola perangkat. Anda juga bisa menggunakannya untuk menghubungkan berbagai perangkat IoT, termasuk sensor, aktuator, dan mesin, lalu menyimpan data real-time mereka.

Fungsi lainnya adalah memvisualisasikan data dengan tampilan yang disesuaikan untuk pemantauan dan analisis, memicu tindakan otomatis melalui aturan dan alarm dari data yang terkumpul, serta manajemen pengguna.

2.Thinger.io

Kedua, ada platform IoT berbasis cloud bernama Thinger.io yang dapat membantu pengguna untuk membangun, mengelola, serta memantau perangkat IoT mereka. Di dalamnya ada fitur Drag-and-Drop Visual Programming, analisis data real-time, hingga encrypted security untuk memudahkan pengguna. Sistem IoT dari Thinger.io cocok untuk Anda gunakan dalam berbagai proyek, misalnya saja seperti sistem rumah pintar, pertanian pintar, dan pemantauan lingkungan.

3. Antares

Jika mencari platform IoT end-to-end lokal, Anda bisa mempertimbangkan Antares yang berada di bawah naungan PT Telkom Indonesia. Kelebihan platform ini adalah adanya fitur Secure Smart Layer yang handal serta dukungan untuk berbagai macam perangkat seperti Android, ESP, Raspberry Pi, dan berbagai macam bahasa pemrograman.

Platform ini juga menyediakan perpustakaan dan panduan untuk membantu pengembangan perangkat IoT dan integrasi dengan sistem lain, menjadikannya pilihan yang menarik bagi bisnis yang ingin memanfaatkan teknologi IoT. Anda bisa memanfaatkannya untuk optimalisasi produktivitas dan efisiensi operasional di bidang industri, manufaktur, hingga logistik.

4. Blynk

Selanjutnya, ada Blynk, platform IoT untuk iOS dan Android untuk mengontrol modul Arduino, Raspberry Pi, ESP8266, dan modul sejenis lainnya melalui internet. Platform ini dapat memudahkan pengguna dalam membuat aplikasi untuk mengontrol perangkat elektronik secara visual.

Tanpa perlu koding rumit, Blynk menyediakan antarmuka drag-and-drop untuk menghubungkan perangkat dengan smartphone atau web app. Platform ini juga menawarkan berbagai widget untuk menampilkan sensor data, mengontrol aktuator, dan membangun logika sederhana. Anda bisa menggunakannya untuk proyek sederhana seperti lampu pintar, pengukur suhu, atau sistem kontrol rumah.

5. Iotera

Iotera merupakan platform IoT lokal Indonesia yang menyediakan enterprise-grade IoT middleware and devices. Dengan kata lain, platform ini mampu menghubungkan jutaan perangkat dengan aplikasi dan database melalui berbagai protokol komunikasi. 

Keunggulan utamanya adalah memiliki middleware yang handal, scalable, aman dan fault-tolerant serta memiliki device yang lengkap sehingga dapat mendukung berbagai konektivitas nirkabel. Konektivitas ini meliputi Lo Ra, NB-IoT, Wifi, dan berbagai jaringan (2G/3G/4G). Kustomisasinya pun mudah dengan fitur drag-and-drop konfigurasi aplikasi sesuai kebutuhan tanpa coding rumit.

6. Ubidots

Ubidots juga termasuk opsi platform IoT yang populer di masyarakat. Dengan menggunakan platform ini, Anda dapat menghubungkan, memproses, dan memvisualisasikan data dari berbagai sensor dan aktuator. Penggunaannya pun mudah dengan fitur tambahan berupa layanan notifikasi real-time melalui e-mail maupun SMS. 

Selain itu, Ubidots memiliki antarmuka yang user-friendly dan intuitif. Dengan begitu, user dapat mengatur perangkat, membangun aplikasi IoT, serta menganalisis data secara real-time dengan lebih cepat. Berbagai fitur tersebut membuat Ubidots cocok untuk beragam proyek IoT, mulai dari hobi hingga skala industri.

7. Geeknesia

Ada juga Geeknesia, yakni  platform backend as a service (BaaS) pertama di Indonesia yang khusus untuk IoT. Platform ini akan memudahkan para makers untuk mengembangkan solusi IoT mereka melalui fitur REST API yang mengirimkan data secara real-time serta konektivitas yang stabil dan terjaga keamanannya untuk menghubungkan perangkat IoT ke platform. Ada juga manajemen data untuk menyimpan, mengolah, dan menganalisis data yang dihasilkan oleh perangkat IoT.

Tidak hanya itu, Geeknesia berperan penting sebagai platform crowdfunding untuk mendukung inovasi produk dan solusi IoT lokal, serta menyediakan showcase untuk menampilkan produk-produk IoT yang sudah dikembangkan oleh para pengguna platform.

Bahasa Pemrograman dalam Sistem IoT

Adapun bahasa pemrograman merupakan penghubung komunikasi antar seluruh elemen yang terlibat. Perannya penting untuk memberikan instruksi kepada perangkat IoT dan platform IoT agar sistem dapat bekerja dengan baik. Beberapa bahasa yang kerap digunakan adalah sebagai berikut:

1. C

Bahasa pemrograman pertama adalah C, yang sifatnya general-purpose atau dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Performanya terkenal tinggi serta memiliki fleksibilitas dan portabilitas yang baik. Fleksibilitas memungkinkan kontrol memori yang presisi untuk perangkat IoT dengan memori kecil, sementara portabilitas memungkinkan Anda untuk menggunakan kembali kode pada berbagai perangkat.

Selain itu, pustaka dan framework IoT yang tersedia untuk bahasa C, misalnya saja  Mbed, Zephyr, dan RIOT. Namun, perlu Anda garis bawahi bahwa bahasa ini hanya ideal untuk menyusun kode level rendah seperti yang ada di dekat lapisan peralatan.

2. Java

Java dikenal sebagai bahasa yang platform-independent, ini berarti kode Java dapat dijalankan di berbagai perangkat keras tanpa perlu mengubahnya, memudahkanmu untuk menggunakannya dalam pengembangan aplikasi IoT. Anda juga tidak perlu menulis ulang kode untuk setiap perangkat yang berbeda.

Selain itu, Java menyediakan keamanan yang tinggi melalui berbagai mekanisme seperti manajemen memori yang otomatis dan kontrol akses. Hal ini penting dalam konteks IoT karena melibatkan pengiriman dan penerimaan data yang sering kali bersifat sensitif. Sifatnya yang berorientasi objek pun akan mempermudah pengembangan aplikasi IoT kompleks dengan memecahnya menjadi modul-modul yang dapat diatur.

3. Python

Selanjutnya, ada Python yang dikembangkan sebagai bahasa skrip tingkat tinggi. Sintaksisnya bersih dan mudah dimengerti sehingga kode sumber bisa dibuat ringkas, ideal untuk developer pemula maupun berpengalaman. Kelebihan lainnya, Python memiliki banyak perpustakaan (libraries) dan kerangka kerja (frameworks) yang mendukung IoT, seperti MicroPython dan CircuitPython, yang dioptimalkan untuk perangkat mikrokontroler.

Dalam hal konektivitas, Python dapat dengan mudah terintegrasi dengan protokol seperti MQTT dan CoAP. Python juga memiliki kerangka kerja web seperti Flask dan Django, memfasilitasi pengembangan antarmuka web untuk mengontrol dan memantau perangkat IoT. Lalu, dukungan yang kuat untuk integrasi dengan layanan cloud seperti AWS dan Azure membuatnya lebih fleksibel dalam hal pengelolaan data. Karena itu Python menjadi pilihan utama dalam pengembangan aplikasi IoT yang efisien.

Untuk mendapatkan info menarik lainnya seputar dunia IT, kunjungi roketin.com.

Other Insights
Share This Story: