Teknologi yang berkembang begitu pesat memiliki dampak baik bagi segala macam lini bisnis. Sejak kita semua mengenal internet, aplikasi berbasis mobile maupun web menjadi semakin dekat dengan kita. Banyak orang mulai membuat mobile app dan web app karena tergiur atas akses yang mudah dan juga responsivitasnya. Keduanya adalah pilihan yang tepat untuk kita.
Web app sendiri merupakan singkatan dari website application. Di mana kita sebagai pengguna dapat mengakses halamannya via browser. Halaman tersebut juga dapat menjadi wadah untuk kita menampilkan beragam konten. Web app sendiri adalah halaman-halaman dengan fungsi spesifik dan mampu kita akses melalui browser, baik secara mobile maupun desktop.
Saat ini masih ada orang-orang yang menganggap bahwa web app itu hanya optimal pada desktop. Faktanya sendiri menunjukkan bahwa web app ternyata juga mampu kita akses secara mobile tanpa menurunkan kualitasnya, termasuk dari sisi UI/UX. Terlebih lagi sekarang juga sudah ada konsep progressive web app yang menjadikannya semakin mobile friendly.
unsplash.com
Lalu kapankah waktu yang pas untuk kita lebih fokus pada pembuatan web app?
Di fase ini, biasanya kita akan cenderung lebih fokus pada kesan pertama para pengguna. Terlebih lagi jika kita sedang dalam proses menawarkan layanan atau produk terbaru. Kita harus menyampaikan informasi seputar layanan atau produk kita secara cepat karena para pengguna tidak suka atau tidak punya waktu lama untuk mempelajarinya. Web app cocok juga ketika sedang ingin melakukan uji coba atas ide layanan atau produk berupa aplikasi. Uji coba ini akan aman bagi para pengguna dan kita sebagai perusahaan pemilik aplikasi. Pengguna tidak harus mengunduh aplikasi terlebih dahulu secara mobile, sementara data aktivitas pengguna pada web app saja sudah sangat cukup bagi kita sebagai perusahaan.
Pada fase awal pengembangan aplikasi ini, kita juga akan mengenal yang namanya minimum viable product (MVP). Di mana MVP ini adalah aplikasi versi awal yang memiliki fitur standar minimum untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Melalui MVP, kita juga bisa mendapatkan umpan balik dari para pengguna terkait aplikasi kita. Web app sangat cocok untuk menjadi MVP. Biaya produksi untuk membangun web app juga lebih terjangkau daripada mobile app. Terlebih lagi jika ada keperluan untuk mengembangkan aplikasi pada masing-masing sistem operasi Android dan iOS. Jika efisiensi biaya produksi penting bagi kita, maka web app adalah opsi yang realistis.
Kita semua yang menggunakan internet pasti tahu mesin pencari seperti Google. Di mana hamper semua hal dapat kita temukan di dalamnya. Pengembangan web app yang mempertimbangkan SEO akan memudahkan kita untuk mendapatkan exposure dalam Google. Web app yang SEO friendly akan sangat baik bagi sebuah aplikasi baru. Semakin tinggi exposure web app kita, maka semakin banyak juga data yang akan kita dapatkan untuk bekal proses pengembangan di masa mendatang. Fasilitas berupa Google Ads pun akan membantu kita menyusun profil demografi pengguna web app kita.
unsplash.com
Ketika pelanggan kita sudah cukup banyak dan memiliki profil yang jelas, kita bisa mempercepat perkembangan bisnis kita lewat mobile app. Janganlah kita membuatnya ketika pelanggan kita belum memiliki profil yang jelas. Mobile app akan sepi pengguna dan juga tidak menguntungkan. Buatlah setelah kita memiliki web app yang sudah matang. Di mana web app akan menyediakan data-data terkait interaksi / perilaku pengguna hingga fitur favorit mereka di dalam aplikasi. Data ini akan membuat pengembangan mobile app menjadi lebih mudah.
Mobile app menawarkan interaksi yang menyenangkan dengan para pengguna. Kita juga bisa melakukan personalisasi hingga gamifikasi kepada para pengguna aplikasi kita. Tetapi sebaiknya jangan sampai kita melakukan diskriminasi kepada mereka. Fitur notifikasi pun juga dapat kita manfaatkan untuk mendapatkan perhatian dari para pengguna. Kita mampu mengingatkan mereka terkait diskon, promo, atau info menarik lainnya lewat notifikasi. Kita juga bisa melakukan aktivitas digital marketing lewat mobile app. Seperti melakukan perubahan tampilan yang selaras dengan nuansa event-event tertentu, mulai dari Lebaran, Natal, Tahun Baru, dan lain sebagainya.
Tentunya kalian ingat ada salah satu marketplace yang melakukan campaign menggoyangkan ponsel untuk mendapatkan poin-poin dalam aplikasi mereka. Di mana dalam ponsel memang terdapat fitur sensor accelerometer dan gyroscope yang mampu mendeteksi pergerakan ponsel. Campaign marketplace tersebut mengoptimalkan fitur ini untuk kebutuhan digital marketing mereka. Ini saja baru dua fitur ponsel, bagaimana dengan fitur lainnya yang tentunya akan semakin banyak dari tahun ke tahun. Lewat mobile app, kita memiliki peluang untuk mengoptimasi fitur-fitur ponsel untuk keperluan bisnis kita.
Kembali lagi pada fitur notifikasi, mobile app memberikan wadah bagi kita untuk memberikan pesan-pesan yang mengandung call to action (CTA). Artinya kita bisa memberikan arahan atau panduan kepada para pelanggan agar dapat mengikuti alur bisnis dalam aplikasi kita. Di mana akhirnya tentu hal ini mampu mendatangkan profit bagi kita. Hal ini juga akan membantu kita dalam menjalin komunikasi yang baik dengan para pelanggan.
Kombinasi antara keduanya akan membuat kita meraih hasil yang optimal. Banyak startup-startup besar Indonesia yang mengimplementasikan kombinasi ini. Di mana kebanyakan dari mereka memulainya dari membangun web app dulu, baru kemudian mengembangkan mobile app untuk semakin memanjakan para pelanggan. Beberapa manfaat dari kombinasi antara web app dan mobile app:
unsplash.com
Dalam pengembangan aplikasi, kita memiliki tiga opsi yang dapat kita ambil. Mulai dari fokus pada web app, mobile app, atau bisa saja kita memilih untuk mengoptimalkan kombinasi antara keduanya. Di mana sebelum melakukannya kita perlu sadar betul perbedaan tujuan pembuatan keduanya. Web app berfokus pada membangun basis pengguna aplikasi. Sementara mobile app mampu meningkatkan engagement pengguna di dalam aplikasi.
Perbedaan ini pun juga sebenarnya telah memberikan petunjuk pada kita tentang tahapan pengembangan yang sebaiknya kita lakukan. Di mana memulai dengan fokus pada web app terlebih dahulu adalah hal yang lebih baik. Baru setelah itu kita mengembangkan mobile app di saat pengguna aplikasi kita sudah cukup banyak dan memiliki profil yang jelas. Jika kalian masih bingung memilih antara web app, mobile app, atau kombinasi antara keduanya, silakan konsultasikan saja kepada Roketin. Kami siap membantu kalian dalam mengambil langkah yang memang paling tepat dengan perusahaan kalian. Untuk info menarik lainnya, kalian bisa langsung akses di @roketinapp.